Sunday, April 25, 2004

LSM Perempuan Tolak Militer

Sabtu, 24 April 2004
LSM Perempuan Tolak Militer
Jakarta, Kompas - Senjata Kartini (Sekar), lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk perempuan, menolak calon presiden (capres) dari kalangan militer. Menurut mereka, terpilihnya kandidat presiden dari kalangan militer akan kembali membuat kaum perempuan di Tanah Air teraniaya karena adanya kecenderungan pendekatan militer dalam setiap keputusan presiden. Pendekatan itu terbukti berulang kali membuat kaum perempuan dan anak menjadi korban.
Demikian Direktur Sekar Nuraini dalam acara jumpa pers di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jumat (23/4) di Jakarta. Seusai jumpa pers, organisasi lain, Partai Rakyat Demokratik (PRD), menggelar acara serupa. PRD mengimbau masyarakat pemilih dalam pemilu presiden 5 Juli mendatang tidak membuka peluang kebangkitan militer dalam pemerintahan sipil.
Dalam pernyataan yang dibacakan Nuraini, Sekar meminta capres Wiranto dan Susilo Bambang Yudhoyono mempertanggungjawabkan kasus tragedi Trisakti, Semanggi I dan II, kerusuhan Mei 1998, dan darurat militer di Aceh. "Pemberlakuan darurat militer di Aceh mengakibatkan ribuan orang menjadi janda. Selama darurat militer, elite menggunakan metode kekerasan seksual terhadap perempuan."
Sekar mengingatkan seluruh komponen agar tidak memberikan ruang bagi kekuatan antidemokrasi untuk memimpin negeri. "Adalah tugas gerakan perempuan berbenah diri. Bila tidak, kebijakan yang tidak berpihak kepada perempuan makin leluasa disahkan," ujar Nuraini.
Sementara itu, Ketua Umum PRD Yusuf Lakaseng mengakui kebangkitan militer yang ditandai dengan munculnya sejumlah jenderal pensiunan disebabkan lemahnya masyarakat madani serta terpecah-pecahnya LSM gerakan mahasiswa dan gerakan prodemokrasi lainnya. "Ini semua memberi peluang kembalinya kekuatan lama, baik militer maupun sipil, yang tidak lain adalah kekuatan reformis gadungan dan Orde Baru," ujarnya. "Seluruh elemen harus bersatu." (WIN)

Saturday, April 24, 2004

SEKAR tolak Wiranto-SBY

Jumat , 23/04/2004 11:01 WIB
Senjata Kartini Tolak Wiranto-SBY
Anindhita Maharrani - detikInet
Jakarta, Yayasan Senjata Kartini (Sekar) menolak Wiranto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai capres. Keduanya dinilai pelanggar HAM dan tidak representatif untuk dipilih kaum perempuan."Wiranto hingga kini menolak untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam kasus Timtim, juga Kerusuhan Mei 1998. SBY bertanggung jawab atas pemberlakukan darurat militer di Aceh, di mana terdapat kekerasan seksual terhadap perempuan."Demikian tutur Direktur Yayasan Sekar, Nuraini, di Kantor Kontras jalan Cisadane Jakarta Pusat, Jumat (23/4/2004). Dalam penilaian Sekar, tidak ada satupun capres yang dapat mewakili suara perempuan pada pemilihan presiden mendatang."Jujur kita nilai, 5 paket capres yang mencuat sekarang ini (Mega, Wiranto, SBY, Amien Rais, dan Gus Dur) tidak ada yang representatif, di mana kaum bisa menaruh harapan," tukas Nuraini.Bahkan dalam masa kepemimpinan Presiden Megawati, lanjut dia, hak-hak kaum perempuan masih ditindas. "Selama 5 tahun terakhir, kita tidak melihat sepak terjang Mega dalam memperjuangkan nasib perempuan," ujarnya.Yayasan Sekar, kata dia, juga menganjurkan masyarakat, khususnya kaum perempuan, untuk tidak memilih presiden yang berlatar belakang militer."Sangat sulit berharap pemerintahan yang dipimpin tokoh militer dapat berjalan demokratis. Kami menyerukan untuk tidak memilih capres dan cawapres dari militer, serta menolak kembalinya militer dalam politik," tandas Nuraini. (sss/)